Kaliini atas saran guru-gurunya, beliau bertolak menuju pulau yang paling agamis dan memiliki "bujuk" paling banyak di Indonesia, pulau Madura namanya, konon para ulama besar dan waliyulloh yang bertebaran malang-melintang di pelbagai wilayah di tanah air pasca wali songo adalah berasal atau lebih tepatnya jebolan dari pulau ini. Dari'sejarah lisan' yang dimaksudkan adalah cerita-cerita Kiai Abdulloh " BUJUK KOLLA" dan Probungan yang di turun-temurunkan dalam masyarakat tersebut. Topik ini dijadikan fokus sebab keberadaan banyak misteri mengenai Kiai Abdulloh " BUJUK KOLLA" dan Probungan . Mohon ini dijadikan sebagai penyambung silaturrohim antar keluarga CitizenReporter/Firda Meilianita Devi. Menelusuri Makam Syaid Maghribi atau Sunan Bangkalan, Madura. Madura dikenal dengan masyarakatnya yang memilliki kepatuhan agama yang kuat dan menempatkan kiai sebagai figur panutan dan dihormati. Tidak banyak yang mengetahui, Madura memiliki julukan sebagai pulau dengan ratusan bhuju'. SILSILAHBUJUK PERRENG Halaman. Beranda; Tentang; Selasa, 04 Agustus 2020. Ikan Mondung tersebut langsung pergi ketengah lautan diselat Madura. dan Sunan Cendana pun beristirahat di sebelah pinggiran pantai Rongkang dan tempat tersebut disebut Palenggien, setelah beristirahat Sunan Cendana melanjutkan kembali perjalanan dalam tekat Vay Tiền Online Chuyển Khoįŗ£n Ngay. SILSILAH BUJUK BATU AMPAR Sejarah Buju’ Batu Ampar Pamekasan Di suatu desa di wilayah Bangkalan, tersebutlah seorang ulama bernama Sayyid Husein. Beliau mempunyai banyak pengikut karena ketinggian ilmunya. Selain akhlaknya yang berbudi luhur, beliau juga memiliki banyak karomah, karena kedekatannya dengan Sang Khaliq. Beliau sangat dihormati pengikutnya, dan bahkan penduduk di sekitar Bangkalan. Namun bukan berarti beliau terlepas dari orang yang membencinya, lantaran iri hati akan kedudukan beliau di mata masyarakat saat itu. Hingga suatu hari salah seseorang dari mereka yang iri itu berniat mencelakai dan menghancurkan kedudukan Sayyid Husein. Orang tersebut merekayasa berita, bahwa Sayyid Husein bersama pengikutnya telah merencanakan pemberontakan dan ingin menggulingkan kekuasaan Raja Bangkalan. Tentu, berita palsu ini akhirnya sampai ketelinga sang Raja. Mendengar berita itu Raja gelisah dan hawatir, dan tanpa pikir panjang lagi Raja mengutus panglima perang bersama sejumlah pasukannya menuju kediaman Sayyid Husein. Sayyid Husein yang saat itu sedang beristirahat langsung dikepung dan dibunuh secara kejam oleh tentara kerajaan, tanpa pikir panjang dan tanpa disertai bukti yang kuat. Sayyid yang tidak bersalah itupun wafat seketika, dan konon jenazahnya dimakamkan di perkampungan tersebut. Selang beberapa hari dari wafatnya Sayyid Husein, Raja mendapat informasi yang sebenarnya, bahwa Sayyid Husein tidak melalukan sebagai berita yang tersebar di kerajaan. Ia menyesali keputusannya yang sama sekali tidak berdasar pada bukti-bukti kuat. Dia tidak tahu harus berbuat apa untuk menebus kesalahan tersebut, hingga Raja berinisiatif memberi gelar kepada Sayyid Husein dengan sebutan Bujuk Banyu Sangkah Buyut Banyu Sangkah. Sayyid Husein wafat dengan meninggalkan dua orang putra. Yang pertama bernama Abdul Manan dan yang kedua bernama Abdul Rohim. Sejak kejadian yang menimpa Sayyid Husein, Abdul Rohim lari ke Desa Bire masih dalam kawasan Kabupaten Bangkalan, dan menetap disana sampai akhir hayat beliau. Dan akhirnya beliau terkenal sebagai Bujuk Bire Buyut Bire. Sementara Abdul Manan, pergi mengasingkan diri, menjauh dari kekuasaan Raja Bangkalan. Hari demi hari dilaluinya dengan sengsara dan penuh penderitaan, hingga akhirnya sampai di sebuah hutan lebat di tengah perbukitan wilayah Batu Ampar Kabupaten Pamekasan. Di hutan inilah beliau bertapa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pertapaan ini beliau lakukan di bawah pohon kosambih kesambi selama 41 tahun, sebelum akhirnya ditemukan seorang anak seorang perempuan yang sedang mencari kayu dihutan. Karena itulah beliau dijuluki Bujuk Kosambih. Singkat cerita Abdul Manan dibawa ke rumahnya, dan menikah dengan putri sulung yang menderita penyakit kulit. Aneh, pada hari ke-41 pernikahan mereka, si sulung sembuh dari penyakitnya. Bahkan kulitnya bertambah putih bersih dan cantik jelita, hingga kecantikannya tersiar kemana-mana. Dari pernikahan ini, beliau dikarunia dua orang putra; pertama bernama Taqihul Muqadam, dan yang kedua adalah Basyaniah. Setelah bertahun-tahun berdakwah, beliau wafat dan dimakamkan di Batu Ampar dan terkenal dengan julukan Bujuk Kosambi. Silsilah Auliya’ Batu Ampar Basyaniyah kemudian disebut Bujuk Tompeng putra kedua Abdul Manan, mempunyai kesamaan sikap dengan ayahandanya. Beliau senang bertapa dan menjauhkan diri dari pergaulan masyarakat. Dalam bertapa, Basyaniyah memilih tempat disebuah bukit yang terkenal dengan nama Gunung Tompeng. Bukit ini terletak kurang lebih 500 meter arah barat daya Batu Ampar. Bujuk Tompeng wafat meninggalkan seorang putra yang bernama Su’adi, dan dimakamkan di dekat makam ayahadanya. Su’adi yang terkenal dengan sebutan Syekh Abu Syamsudin dan mendapat julukan Bujuk Latthong putra tunggal Bujuk Tompeng, tidak berbeda dengan perjalanan hidup ayah dan kakeknya. Dia senang bertapa, menyendiri dan berpindah-pindah tempat. Salah satu tempat pertapaan beliau adalah disebuah hutan di dekat kampung Aeng Nyono’, yaitu sebuah bukit yang terletak di kampung Aeng Nyono’ yang menjadi tempat pertapaan Syekh Syamsudin, hingga saat ini dapat dilihat kejadian alam yang aneh berupa sumber air yang mengalir ke atas bukit pertapaan. Konon Syekh Syamsudin pernah menancapkan tongkatnya ke tanah sampai akhirnya keluar air deras dan mengalir ke atas bukit, kemudian dipergunakan untuk berwudlu’. Atas kejadian inilah kampung tersebut diberi nama Aeng Nyono’. Aeng Nyono’ dalam bahasa Madura berarti air yang mengalir ke atas. Asal usul Buju’ Latthong yang disandangkan kepada beliau, ialah karena karomah beliau berupa keluarnya sinar cahaya dari dada beliau. Apabila sinar itu dilihat oleh orang yang berdosa dan belum bertaubat, maka orang tersebut akan pingsan atau tewas. Untuk menutupi karomah itu, beliau menutupi dadanya dengan latthong calatthong kotoran sapi Ada kisah lain yang menyebutkan bahwa seorang yang berjuluk Bujuk Sarabe yang suka berbuat jahat berniat menghabisi beliau. Ketika akan membunuh Syekh Abu Syamsudin, saat Bujuk Sarabe dan anak buahnya mencabut senjata, mendadak senjata itu lenyap dan tinggal kerangkanya saja. Setelah mengaku kalah dan memohon agar senjatanya dikembalikan, Syekh Syamsudin menunjukkan letak senjata tersebut yang berada dalam Latthong. Bujuk Latthong wafat dengan meninggalkan tiga orang putra, yaitu Syekh Husein, Syekh Lukman dan Syekh Syamsudin. Dimakamkan di Batu Ampar. Syeikh Husein sebagaimana para pendahulu lainnya, senang menjalani laku tirakat. Beliau ini terkenal akan kecerdasan pikirannya, serta hafal dan fasih Kitab Ihya Ulumuddin Imam Gazali. Masa pertapaan Syeikh Husein tidak selama sebagaimana para pendahulunya. Akibat perkembangan zaman, tempat tinggal beliau dan daerah sekitar telah menjadi ramai oleh para pendatang. Beliau pun banyak bergaul dan mendidik masyarakat tentang ilmu agama. Syeikh Husein adalah keturunan terakhir Sayyid Husein yang mempunyai kegemaran bertapa dan menjalankan laku tirakat. Keturunan sesudahnya cenderung untuk merantau dan mencari guru untuk menuntut ilmu. Sunan cendana merupakan cucu dari sunan ampel. beliau adalah keturunan ke 25 dari nabi muhammad saw. dan nama aslinya adalah sunan cendana adalah syeikh zainal cendana diberikan julukan oleh masyakat dikarenakan pernah ada suatu kejadian luar biasa. beliau pernah bertapa di sebuah pohon cendana sehingga masyarakat lebih mengenal dengan sebutan sunan cendana. Asal Usul Sunan Cendana Syeikh Zainal Abidin Banyak cerita yang meneceritakan akan kejadian yang pernah terjadi di masa sunan cendana menyebrakan islam di puau madura. Dari beberapa informasi dari jurukunci dan warga setempat, akhirnya di rangkum seperti dibawah iniCerita Sejarah Sunan Cendan Kwanyar di BangkalanSesepuh kwanyar menceritakan bahwa ada suatu kejadian hebat / mukjizat dalam perjalanan sunan cendana. ketika pada jaman dahulu ada sebuah masjid yang membutuhkan beduk untuk dijadikan tanda waktunya sholat. Masyarakat sekitar, membutuhkan kayu besar untuk membuat beduk dikarenakan masyarakt berkeinginan beduk tidak ada sambungan. akhirnya masyarakat setempat setelah melakukan perembukan untuk pembuatan beduk untuk masjid dan masyarakat mulai meninjau pohon besar di sekitar menemukan sebuah pohon cendana yang cocok sesuai dengan keinginan dan berbondong bongdonglah masyarakat untuk memotong kayu pada saat pemotongan kayu, pohon cendana tersebut terdengar suara yang minta tolong yang berkata "potonglah saya lebih tinggi karena akan kena kepala saya" dengan spontan masyarakat yang melakukan pemotongan kayu cendana tersebut kaget dan terkejut akan suara yang diikutilah perintah suara dari pohon cendana tersebut, setelah bagian atas terpotong waktunya memotong bagian paling bawah, dan pohon tersebut kembali berbicara "tolong potong kebawahan agar tidak kena kaki saya. masyarakat langsung melakukan pemotongan sesuai dengan perintah dari pohon cendana bagian atas dan bawah tersebut terpotong dan muncullah sesosok pria dari kayu cendana tersebut dan berkata terima kasih atas bantuan kepada saudara semuanya untuk tidak memotong terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. beliau adalah Syekh Zainal Abidin yang berjulukan sunan cendana. Sunan cendana diperintah oleh sunan ampel untuk menyebar ajaran agama islam di madura, dikarenakan masyarakat madura masih belum mengetahui ajaran islam. maka sunan cendana mengikuti perintah apa yang diamanatkan oleh sunan ampel .Kemudian beliau berangkatlah menuju ke pulau madura dengan berjalan kaki dari surabaya menuju pulau madura, dikarenakan pada zaman dahulu belum ada kendaraan seperti sekarang ni, maka berjalanlah beliau untuk menuju ke pulauan perjalanannya, banyak rintangan yang menghalanginya yaitu pada saat menyeberangi laut di selat madura, waktu itu ada seekor ikan mondung besar ikan hiu yang menghampirinya dipinggiran peisir surabaya dan berkata "saya siap untuk mengantarkan kanjeng sunan" dan akhirnya beliau naik dipunggung ikan tersebut menuju pulau di selat madura tepatnya di kecamatan kwanyar sebelah timur pantai rongkong turunlah sunan cendana dari punggung ikan mandung dan sunan cendana berkata kepada ikan mondung tersebut " Wahai ikan, imbalan apa yang engkau minta dari saya" dan ikan mondung tersebut berkata "saya tidak mengingankan apa-apa melainkan mendapatkan barokah darimu".Akhirnya,Sunan cendana secara spontan dan berkata berjanji kepada ikan mondung tersebut " apabila ada keturunan saya yang memakan engkau dan keturunanmu maka keturunan saya akan mengalami suatu penyakit kulit yang tidak bisa disembuhkan atau diobati". lalu, ikan mondung tersebut langsung pergi ketengah lautan diselat perisitirahatn sunan cendana, masyarakat sedang mencai air tawar karena diarea sekitar dekat dengan peisisir dan rasanya nyam-nyam atau asin. maka warag sekitar membutuhkan air untuk istirahat, Syekh zainal abidin sunan cendana akan melakukan sholat dan mencari sumber air untuk melakukan wudhu' dari ujung timur hingga barat di daerah desa tersebut tidak menemukan air yang dapat dijadikan wudhu' karena airnya terasa sunan cendana kembali ke masjid dan kemudian menancapkan tongkat ke daerah pinggiran masjid dan atas izin allah swt maka terjadilah sebuah sumber yang deras dengan kedalaman 2 kolla tidak lebih atau pun kurang, rasa air tersebut terasa netral tidak berasa asin dan seluruh desa tersebut terimbas barokah dari sunan cendana dikarenakan seluruh air di desa tidak terasa asin lagi meskipun berada di daerah akhir khayatnya, beliau dimakamkan di sekitar masjid dan warga sekitar menyebutnya dengan sunan cendan karena kejadian kayu bedug dan air yang Sunan Cendan Kwanyar BangkalanNABI MUHAMMAD FATIMAH AZ-ZAHRO makam di Madinah istri Sayyidina Ali bin Abi TolibSAYYIDINA HUSAIN, makam di Karbala, IraqALI ZAINAL ABIDIN AS SAJJAD makam di madinah MUHAMMAD AL-BAQIR, makam di MadinahJA’FAR AS-SHODIQ , makam di Madinah ALI AL URAIDHI , makan di MadinahMUHAMMAD AN-NAQIB, makam di bashroh, Iraq ISA AR-RUMI, makam di Bashroh, Iraq AHMAD AL-MUHAJIR, makam di Alhusayyisah, HadraMaut, YamanUBAIDILLAH/ ABDULLAH, makam di HadraMaut, Yaman ALWI , makam di Sahal, Yaman MUHAMMAD SOHIBUSSHOUMIAH , makam di Bait Jabir, HadraMaut, Yaman ALWI AS-TSANI, makam di Bait Jabir, HadraMaut, YamanALI KHOLI’ QOSAM, makam di Tarim, HadraMaut,MUHAMMAD SHOHIB MARBATH, makam di Zifar, HadraMaut, YamanALWI AMMIL FAQIH, makam di Tarim, HadraMaut, YamanABDUL MALIK AZMAT KHAN, lahir di kota Qosam Hadramaut Sekitar Th 574 H , Hijrah Ke India, meninggal dan di makam kan di Naserabad India mempunyai putraAL-AMIR ABDULLAH AZMATKHAN , lahir di Nashr Abad India , di makamkan Naserabad India, mempunyai putraAL-AMIR AL-MUADZOM SYAH MAULANA AHMAD JALALUDDIN , di makamkan di Naserabad India, mempunyai putra JAMALUDDIN AL HUSEINI/ JUMADIL QUBRO, makam di Tosora wajo Makasar, mempunyai putra IBROHIM AS MOROQONDI makam di gersik harjo Tuban, mempunyai putra RADEN ALI RAHMATULLAH SUNAN AMPEL, makam di Ampel Surabaya mempunyai putra RADEN QOSIM SUNAN DERAJAD, makam di Paciran putraRADEN MUHAMMAD AL KHOTIB BANDARDAYA[1], makam di gersik mempunyai putra ZAINAL ABIDIN SUNAN CENDANA, makam di Kwanyar beliau dalam kitab silsilah kuno morombuh adalah UMAR MAIRI, setelah mendapat mandat dari sultan amangkurat 1 untuk menumpas pembrontakan di balmbangan beliau mendapat gelar PANGERAN PURNO JOYO atau PRONOJOYO. Didalam menumpas pemberontakan diblambangan beliau di bantu oleh dua sepupunya yaitu Kiai Bungsoh bin Sunan Waruju bin panembahan kulon dan kiai kabuh kabuh putra nyai ageng Kentil binti panembahan beliau menututi masa pemerintahan Cakraningrat 1 Raden Praseno 1624 – 1648 makamnya berada di Kwanyar Habib Morombuh mencatat dalam kitab silsilah beliau bahwa sunan cendana memiki tiga orang istri. Istri pertama yaitu NYAI BUKABUH BINTI KYAI BUKABUH BIN NYAI ROBIATUL ADAWIYAH GEDE KENTIL BINTI PANEMBAHAN KULON BIN SUNAN GIRI, mempunyai putra putri sebagai berikutYA’QUB / PUTRA MENGGALA/PANEMBAHAN SAMPANG, di makamkan DI PETAPAN LABANG BANGKALAN mempunyai putraNYAI NUR OMBEN , dimakamkan di PETAPAN. ISTRI KYAI ABDULLAH NEPA OMBENNYAI KUMALA, ISTRI ABDULLAH KYAI TANJUNG BIN KHOTIB PESEPEN TANJUNG BIN KHOTIB SAMPANG , di makamkan DI PETAPAN, kedua yaitu NYAI A NOM LABBUWAN , mempunyai putri…>>> NYAI AMINAH /NYAI LEMBHUNG, ISTRI DARI SAYYID ABDULLAH BIN KHOTIB MANTOH BIN PANEMBAHAN KULON. Keduanya dimakamkan DI LEMBUNG SOMOR KONENG KWANYAR SHOLIHAH, PAMEKASAN BUJUK KERATON KEMBANG KUNING PAMEKASANNYAI TENGGHI, TATTANGOH PAMEKASAN, JASAD / IRSYAD , GRESIKNama putra putri Sunan cendana sudah mashur yang di sebutkan di banyak silsilah dan tidak ada khilaf. namun menurut catatan sumenep ada nama anak sunan cendana yang tidak mashur di bangkalan tapi mashur di sumenep yakni Kiai Syist. Kiai syist memiliki putra kiai Abdul karim Agung Balang dan Kiai catatan Sumenep juga ada catatan Pemekasan bahwa sunan cendana berputra Kyai Hakimuddin Tejo dan catatan Kenjeran yakni Kyai Ahmad Kholiq KenjeranPenutupItulah sejarah dan silsilah Sunan Cendan Kawanyar di Bangkalan yang memiliki sejarah cerita yang legendaris. Sekian dan terima kasih atas kunjungan ke website maduracity - semoga postingan diatas bermanfaat bagi para pembaca.

silsilah sunan dan bujuk madura